Catatan Perjalanan : Hari Pertama di Jepang.
Hari Pertama di Jepang. Jalan.
Kalo kemaren cerita tentang makanan. yang sebetulnya masih banyak lagi. Sambil nanti diselipkan lagi cerita makanannya. Karena ada yang menarik dari cerita yang lainnya. Yaitu Jalan. Jalan di Jepang.
Kalo kita di sini sudah biaya dengan jalan yang berlubang. Di Jepang kok selama perjalanan awal di sana kok saya tidak atau belum menemukan jalanan yang berlubang, benjol atau melengkung aspalnya. Atau jalanan yang model off the road. karena perbandingan di sini kota dan di sana juga kota. entah kalo di desa atau di gunung.
Pertama kali menyusuri jalan dari Kyoto ke Totori dengan Bus melalui perjalanan darat. Busnya juga nyaman, kalo di sini bus wisata yang isinya tidak di jejal penuh. Bener-bener memberi kenyamanan karena diisi beberapa orang saja. Kebetulan ingin mencoba toliet di bus yang desainnya di taruh di tengah bus menurun ke bawah. kalo melihat desain seperti ini, penumpang dibuat duduk lebih tinggi dari sopir dan toilet. Aku bayangkan sebelum masuk toilet bus ini seperti di Indoensia yang saya kita berada di belakang, jorok, modelnya toilet jongkok dan bau "prengus".
"Wow", dalam hati kaget juga. Bersih. rapi, Tertata, terawat. Modern. Toliet duduk dengan fasilitas air yang cukup dan bau sekitar yang terjaga. Rasanya nyaman dan "nikmat".
Kembali ke masalah jalan. Kali ada ahli yang lebih tahu karena saya sekedar "merasakan" jalan di jepang yang tidak ada lubang. Model aspal kelihatan di sesuai dengan 4 musim disana. lebih-lebih untuk jembatan layang atau jalan layang yang menghubungkan dan melewati sungai satu jalur tertentu saling silang dan menakjubkan bagi saya yang baru disana. Saling-silang dan daling "bersusun" sampai disebuah jembatan pun membuat keindahan ilmu dan teknologi jalan di jepang.
Satu lagi, yang tidak ada di Indonesia. Terowongan jalan yang menembus antar bukit. Kalo di Indonesia untuk memebus bukit-buktik barisan di Jawa, dibuat jalan melingkat mengelilingi sisi dari bukit yang menjadikan jalan lebih lama dan panjang. Di Jepang dan mungkin negara-negara lain yang sudah memanfaatkannya, membuat terowongan untuk menembus perbukitan yang ada. Bukit di tembus dengan terowongan yang standar untuk dua jalur jalan. Dengan terowongan ini jalan lebih cepat sampai dan tidak memboroskan bahan bakar. Tetapi butuh biaya tinggi untuk melakukan pengeboran tanah perbukitan.
kita sambung lagi catatan jalan-jalannya.
Dibawah Video hanya sebagai tambahan yang bisa saja tidak berhubungan dengan tulisan ini.
Di Video ini akan menjadi banyak cerita dalam perjalanan ini. Mungkin anda sudah tahu beritanya?
Kalo kemaren cerita tentang makanan. yang sebetulnya masih banyak lagi. Sambil nanti diselipkan lagi cerita makanannya. Karena ada yang menarik dari cerita yang lainnya. Yaitu Jalan. Jalan di Jepang.
Kalo kita di sini sudah biaya dengan jalan yang berlubang. Di Jepang kok selama perjalanan awal di sana kok saya tidak atau belum menemukan jalanan yang berlubang, benjol atau melengkung aspalnya. Atau jalanan yang model off the road. karena perbandingan di sini kota dan di sana juga kota. entah kalo di desa atau di gunung.
Pertama kali menyusuri jalan dari Kyoto ke Totori dengan Bus melalui perjalanan darat. Busnya juga nyaman, kalo di sini bus wisata yang isinya tidak di jejal penuh. Bener-bener memberi kenyamanan karena diisi beberapa orang saja. Kebetulan ingin mencoba toliet di bus yang desainnya di taruh di tengah bus menurun ke bawah. kalo melihat desain seperti ini, penumpang dibuat duduk lebih tinggi dari sopir dan toilet. Aku bayangkan sebelum masuk toilet bus ini seperti di Indoensia yang saya kita berada di belakang, jorok, modelnya toilet jongkok dan bau "prengus".
"Wow", dalam hati kaget juga. Bersih. rapi, Tertata, terawat. Modern. Toliet duduk dengan fasilitas air yang cukup dan bau sekitar yang terjaga. Rasanya nyaman dan "nikmat".
Kembali ke masalah jalan. Kali ada ahli yang lebih tahu karena saya sekedar "merasakan" jalan di jepang yang tidak ada lubang. Model aspal kelihatan di sesuai dengan 4 musim disana. lebih-lebih untuk jembatan layang atau jalan layang yang menghubungkan dan melewati sungai satu jalur tertentu saling silang dan menakjubkan bagi saya yang baru disana. Saling-silang dan daling "bersusun" sampai disebuah jembatan pun membuat keindahan ilmu dan teknologi jalan di jepang.
Satu lagi, yang tidak ada di Indonesia. Terowongan jalan yang menembus antar bukit. Kalo di Indonesia untuk memebus bukit-buktik barisan di Jawa, dibuat jalan melingkat mengelilingi sisi dari bukit yang menjadikan jalan lebih lama dan panjang. Di Jepang dan mungkin negara-negara lain yang sudah memanfaatkannya, membuat terowongan untuk menembus perbukitan yang ada. Bukit di tembus dengan terowongan yang standar untuk dua jalur jalan. Dengan terowongan ini jalan lebih cepat sampai dan tidak memboroskan bahan bakar. Tetapi butuh biaya tinggi untuk melakukan pengeboran tanah perbukitan.
kita sambung lagi catatan jalan-jalannya.
Dibawah Video hanya sebagai tambahan yang bisa saja tidak berhubungan dengan tulisan ini.
Komentar
Posting Komentar