Pekerjaan Dasar Mekanikelektro (PME) Listrik
Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja
A .Pengertian
1. Keamanan Kerja
Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril.
a. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai berikut :
ü Baju kerja.
ü Helm.
ü Kaca mata.
ü Sarung tangan.
ü Sepatu.
b. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut :
ü Buku petunjuk penggunaan alat.
ü Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
ü Himbauan-himbauan.
ü Petugas keamanan.
2. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum. Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.
3. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
a. Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
ü Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
ü Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
ü Teliti dalam bekerja.
ü Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.
b. Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh :
ü Mesin.
ü Alat angkutan.
ü Peralatan kerja yang lain.
ü Bahan kimia.
ü Lingkungan kerja.
ü Penyebab yang lain.
B. Tujuan Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja.
Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin kesempurnaan atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya.
a. Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah sebagai berikut:
ü Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
ü Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja.
ü Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja.
ü Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.
ü Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan.
ü Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.
Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman dan atau tidak sehat.
Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
C. Undang-undang Keselamatan Kerja
UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja di segala macam tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.
Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14 tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ini berarti setiap warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pembangunan.
a. Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah:
ü Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
ü Adanya tenaga kerja.
ü Ada bahaya di tempat kerja.
UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini, diharapkan kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang membedakan dengan undang-undang yang berlaku sebelumnya. UUKK bertujuan untuk mencegah, mengurangi dan menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aefisien, dan proses produksi berjalan lancar.
D. Memahami Prosedur yang Berkaitan dengan Keamanan
Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards Operation Procedure) wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan peralatan kesalamatan kerja. Fungsi utama dari peralatan keselamatan kerja adalah melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut dari kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO (International Labour Organization) menerangkan bahawa
a. kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain:
ü Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja.
ü Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.
ü Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para pekerja.
ü Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja adalah helm, masker, kacamata, atau alat perlindungan telinga tergantung pada profesinya.
E. Alat-alat pelindung badan
Pada waktu melaksanakan pekerjaan, badan kita harus benar-benar terlindung dari kemungkinan terjadinya kecelakaan. Untuk melindungi diri dari resiko yang ditimbulkan akibat kecelakaan, maka badan kita perlu menggunakan ala-alat pelindung ketika melaksanakan suatu pekerjaan.
a. Pakaian kerja Pemilihan dan pemakaian pakaian kerja dilakukan berdasarkan ketentuan berikut.
ü Pemakaian pakaian mempertimbangkan bahaya yang mungkin dialami.
ü Pakaian longgar, sobek, dasi, dan arloji tidak boleh dipakai di dekat bagian mesin
ü Jika kegiatan produksi berhubungan dengn bahaya peledakan/ kebakaran maka harus memakai pakaian yang terbuat dari seluloid.
ü Baju lengan pendek lebih baik daripada baju lengan panjang.
ü Benda tajam atau runcing tidak boleh dibawa dalam kantong.
ü Tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan debu, tidak boleh memakai pakaian berkantong atau mempunyai lipatan.
Bab 2
Peralatan Tangan Dan Peralatan Mesin
A. Peralatan tangan
1. Ragum
2. Kikir
ü Kikir plat, untuk pengikiran bidang rata.
ü Kikir pilar, untuk pengikiran bidang yang besar.
ü Kikir segiempat, untuk pengikiran penampang persegi maupun lubang segiempat.
ü Kikir segitiga, untuk lubang segitiga maupun runcing 600 atau lebih.
ü Kikir pisau, untuk alur pasak dan ekor burung dengan sudut kurang dari 600.
ü Kikir bulat, untuk lubang bulat, rongga cekung.
ü Kikir setengah bulat, sisi ratanya untuk bidang rata, sisi bundar untuk rongga bundar/cekung.
ü Kikir silang, untuk lekukan dan pembulatan.
3. Pahat Tangan
ü Pahat plat/pipih, mempunyai kegunaan yang luas, misalnya untuk meratakan bidang, pengikisan bidang cembung, memotong plat, baut dan paku keeling.
ü Pahat alur/silang, digunakan untuk membuat alur-alur sempit, alur minyak.
ü Pahat dam, untuk memotong bahan yang tebal, umumnya diawali dengan pengeboran secara berderet.
ü Pahat setengah bulat/kuku, digunakan untuk membuat alur bulat dan juga untuk meralat permulaan pengeboran yang salah.
ü Pahat dimon, digunakan untuk membersihkan sudut-sudut dalam, membuat alur V, meralat permukaan pemboran yang salah.
4. Palu
ü Palu paku ( Nail Hammer ),Palu ini terdiri dari 2 bagian, bagian muka yg rata digunakan untuk memukul paku, sedang bagian cakar digunakan untuk mencabut paku.
ü Palu bulat (Palu Konde),Kepala palu terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yg rata digunakan untuk memukul benda kerja, sedang bagian yg bulat digunakan untuk membuat cekungan pada benda kerja.
ü Palu karet,Palu ini digunakan untuk pekerjaan plat, misalnya untuk meratakan permukaan plat tanpa meninggalkan goresan.
ü Palu Plastik,Palu ini digunakan untuk mengetok atau memukul benda kerja yg lunak agar bendatau benda-benda tuangan. Tujuan penggunaan palu ini agar benda kerja tidak pecah atau tidak tergores.
ü Palu tembaga, Palu ini digunakan untuk pekerjaan perbaikan, misalnya .mengeluarkan bagian-bagian mesin listrik tanpa harus merusaknya. Tembaga mempunyai sifat lebih lunak dibanding dengan besi. Setelah sering dipakai palu ini akan menjadi keras, untuk memperlunak kembali kepala palu harus dipijarkan.
5.
Obeng
Obeng secara umum digunakan untuk mengencangkan sesuatu sekrup terhadap suatu pasangannya, baik yang berupa kayu, plastic atau besi sekalipun, macam-macamnya yaitu :
ü Obeng minus (-)
Berbentuk pipih dipergunakan untuk memutar sekup, beralur min.
ü Obeng Plus (+)
Dipergunakan untuk memutar sekrup beralur plus.
ü Obeng Offset
Cirinya obeng inni berbentuk bengkok, untuk memutar cukup diputar bagian ijungnya. Digunakan untuk memutar baut di tempat yang sempit atau sulit dijangkau.
ü Obeng Spiral / Obeng Ketok
Obeng ini akan berputar sendiri ketika di pukul / ketok.
6. Sekrap Tangan
7. Gergaji Tangan
Spesifikasi daun gergaji tangan meliputi jenis, bukaan gigi, jumlah gigi tiap panjang 1 inchi dan panjang daun gergaji ditentukan oleh jarak sumbu lubang. Contoh penulisan spesifikasi daun gergaji secara lengkap : Single cut-straight set-18T-12".
No
|
Jumlah gigi tiap inchi
|
Pemaakaian
| |
Jenis bahan
|
Tebal bahan minimum
| ||
1.
|
14
|
Lunak
|
5,5 mm
|
2.
|
18
|
Lunak sd Sedang
|
4,2 mm
|
3.
|
24
|
Sedang sd Keras
|
3,2 mm
|
4.
|
32
|
Keras
|
2,4 mm
|
8. Tap
D = D’– K
Dimana :
D = Diameter bor (mm/inchi)
D’ = Diameter nominal ulir (mm/inchi)
K = Kisar (gang)
Contoh :
a. Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 – 1,5 = 8,5 mm
b. Diameter lubang bor untuk mur W3/8”x 16 adalah 3/8” – 1/16” = 5/16 “
9. Sney
B. Peralatan mesin
1. Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah suatu alat yang banyak digunakan untuk penghalusan benda kerja atau untuk penajaman alat-alat perkakas, misalnya mata bor, pahat, penggores, jangka tusuk dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan dalam pemakaian mesin gerinda adalah jenis permukaan batu gerinda yang digunakan. Untuk permukaan kasar biasanya digunakan untuk penghalusan awal, sedangkan batu gerinda dengan permukaan halus digunakan untuk penghalusan atau pengasahaan penajaman mata bor atau yang lainnya. Kecepatan putar mesin gerinda biasanya sudah tetap, dengan sumber tegangan 3 phasa dengan daya listrik antara 1,5 PK S/d 2,5 PK.
2. Mesin Bor
Ada dua macam tipe mesin bor yang digunakan pada pekerjaan mekanik . Pertama jenis mesin bor listrik tangan (pistol) yang biasanya digunakan pada pekerjaan labil atau untuk pengerjaan benda kerja relative ringan atau dengan ketebalan tipis. Kedua, mesin bor tetap yang biasanya digunakan untuk pengerjaan benda kerja yang relatif lebih berat. Untuk jenis mesin bor ini dapat dibedakan menjadi beberapa tipe mesin bor, antara lain: mesin bor meja, mesin bor tiang, mesin bor tegak, mesin bor radial, mesin bor horizontal jenis meja, mesin bor berporos majemuk dan mesin bor koordinat.
3. Mesin Gerinda Potong
Bab 3
Menggunakan, Pembacaan Alat Ukur Jangka Sorong
A. Cara Membaca Jangka Sorong Dengan Benar
Ada trik khusus yang bisa digunakan untuk membaca jangka sorong dengan baik, yaitu sebagai berikut :
ü Tentukan angka yang ditunjukkan skala utama yang tepat terbaca sebelum angka nol skala nonius pada jangka sorong.
ü Tentukan angka dari skala nonius yang berimpit/segaris dengan skala utama, kemudian kalikan dengan angka ketelitian alatnya.
ü Jumlahkan angka yang diperoleh dari skala utama dan skala nonius.
Membaca Jangka Sorong
ü Langkah pertama,
tentukan terlebih dahulu skala utama. Pada gambar terlihat skala nonius terletak diantara skala 2,2 cm dan 2,3 cm pada skala tetap. Jadi, skala tetap bernilai 2,2 cm.
ü Langkah kedua,
menentukan skala nonius. Skala nonius yang berimpit dengan skala tetap adalah angka 4. Jadi Skala nonius 4 x 0,01 cm = 0,04 cm.
ü Langkah ketiga,
menjumlahkan skala tetap dan skala nonius. Hasil pengukuran = 2,2 cm + 0,04 cm = 2,24 cm.
ü Jadi, hasil pengukuran diameter silinder sebesar 2,24 cm.
Bab 4
Menggunakan, Pembacaan Alat Ukur Mikrometer
A. Pembacaan Mikrometer Skrup
Skala pada mikrometer dibagi dua jenis:
ü Skala utama, Terdiri dari skala : 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya yang berada pada bagian atas. Dan nilai tengah : 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 mm, dan seterusnya yang berada dibagian bawah.
ü Skala Putar atau skala nonius, Terdiri atas skala 1 sampai dengan 50. Setiap skala putar atau skala nonius berputar mundur 1kali putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga dari logika tersebut dapat diperoleh 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm.
B. Cara membaca mikroeter skrup
ü Posisikan mikrometer sekrup searah dengan pandanan sehingga kita bisa melihat dengan jelas skala hasil pengukuran.
ü Kemudian bacalah skala utama pada mikrometer sekrup. Pada bagian atas garis menunjukan angka bulat dalam mm misalnya 1 milimeter, 2 milimeter dan seterusnya. Sedangan pada garis skala bagian bawah menunjukan bilangan 0,5 milimeter.
ü Perhatikan gambar diatas, Mari kita baca hasil pengukuran diatas bersama-sama. Dari gambar diatas, garis skala atas menunjukan angka 5 mm dan garis skala bagian bawah menunjukan 0,5 mm, Jumlahkan kedua hasil diatas maka skala utama pada mikrometer diatas menunjukan angka 5,5 mm.
ü Kemudian bacalah skala nonius atau skala putarnya yakni garis berada tepat segaris dengan garis pembagi pada skala utama. Ingat jika setiap satu garis di skala nonius menunjukan 0,01 milimeter. Pada gambar di atas, skala nonius menunjukan angka 30 dikalikan dengan 0,01 mm sehingga skala noniusnya menunjukan 0,30 mm.
Bab 5
Macam Macam Sambungan Kabel
1. SAMBUNGAN EKOR BABI (PIG TILE)
Teknik penyambungan yaitu, dengan cara mengupas kabel sepanjang 2 sampai 3 cm dari masing-masing kabel, lalu jepit kabel pada kedua pangkal kupasan.
lalu puntir kabel menggunakan tang yang lain dengan cara memuntirnya ke arah kanan atau searah jarum jam, jangan memuntir ke arah kiri karena sambungan akan di isolasi menggunakan pengaman lastdop.
2. SAMBUNGAN BELL HANGERS
3. SAMBUNGAN WESTERN UNION
Teknik penyambungannya yaitu dengan cara mengupas kabel agak panjang sekitar 5 sampai 7 cm lalu jepit kabel pada pangkal kupasan namun agak tengah lalu tempellkan kabel satunya lagi sekitar 2 cm dari ujung kawat lalu puntir kabel se arah jarum jam hingga ujung kabel terpuntir lalu puntir kabel yang belum terpuntir dengan cara menjepit kawat yang telah di ikat, dan puntir searah jarum jam lakukan sampai selesi. jika msih bingung lihat gambar di bawah.
4. SAMBUNGAN BOLAK BALIK
5. SAMBUNGAN BRITANIA
6. Sambungan datar (single plan joint)
Sambungn ini sebenarnya sama dengan single pla joint namun memiliki ikatan simpul agar ikatan pada kawat lebih kuat.
8. Sambungan cabang datar percabangan ganda satu nadi
Bab 6
Cara Menyolder
A. Pengertian
Soldering (proses menyolder) didefinisikan dengan “menggabungkan beberapa logam (metal) secara difusi yang salah satunya mempunyai titik cair yang relatif berbeda”. Dengan kata lain, kita bisa menggabungkan dua atau lebih benda kerja (metal) dimana salah satunya mempunyai titik cair relatif lebih rendah, sehingga metal yang memiliki titik cair paling rendah akan lebih dulu mencair. Ketika proses penyolderan (pemanasan) di hentikan, maka logam yang mencair tesebut akan kembali membeku dan menggabungkan secara bersama-sama metal yang lain. Proses menyolder biasanya diaplikasikan pada peralatan elektronik untuk menempelkan/menggabungkan komponen elektronika pada papan circuit (PCB).
B. Cara menggunakan
1. kita harus mempersiapkan peralatan dan Materialnya. Peralatan kerja di Manual soldering antara lain :
a. Soldering Iron
b. Stand Soldering Iron
c. Smoke Absorber (kipas penyedot asap)
d. Sponge atau Cleaning wire untuk membersihkan solder tip
Sedangkan Material yang harus dipersiapkan adalah solder wire. Solder Wire merupakan timah yang berbentuk Kawat (wire) dan ditengah-tengahnya timah terdapat flux yang berfungsi untuk membersihkan dan memudahkan solder menempel di kaki komponen dan PCB. Solder wire terdiri dari berbagai diameter sesuai dengan tujuan pemakaiannya seperti : 0.5mm, 0.8mm, 1.0mm dan biasanya digulungkan (Untuk lebih jelas mengenai bentuk solder wire, bisa di lihat di artikel pengenalan soldering.
Setelah peralatan dan material sudah siap, maka ON-kan (nyalakan) Soldering Iron dan Smoke absorber. Tunggu beberapa saat agar suhu (temperatur) mencapai kepanasan tertentu. Kemudian ukurlah suhu (temperatur) soldering iron tersebut dengan memakai Thermometer khusus Soldering Iron (soldering tester).
Ingat : Suhu atau temperatur harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan, karena setiap jenis komponen dan PCB memiliki spesifikasi suhu atau temperatur tersendiri.
Peganglah soldering Iron di tangan Kanan
Soldering Iron harus dipegang dengan baik agar penyolderannya tidak bergetar. Cara memegangnya seperti gambar di samping
Peganglah Solder Wire di tangan kiri, Solder wire harus dipegang sekitar 2cm dari ujung agar memudahkan memberikan solder wire saat melakukan proses penyolderan, seperti gambar disamping ini
4. Posisi Solder dan Solder Wire (Timah)
C. Cara Kerja Menggunakan solder
2. Berikanlah Solder Wire dengan jumlah yang secukupnya di lokasi yang akan disolder dengan berkenaan ke soldering iron tip agar solder wire meleleh (mencair).
3. Jika timah yang diperlukan sudah cukup, angkatlah solder wire terlebih dahulu agar solder wire-nya tidak lengket di daerah yang kita solder
4. Terakhir, angkatlah Soldering Iron. Kemudian periksa kembali hasil soldernya.
Materi BSE bisa didownload di bawah
Komentar
Posting Komentar